01 |
Langkah pertama dalam mempelajari agama Buddha adalah mengurangi hasrat dan mengenal puas, agar batin jadi tenteram dan kebijaksanaan dapat tumbuh berkembang. |
02 |
Layani dan hadapilah setiap orang dengan cinta kasih dan welas asih, maka tidak akan di benci orang juga dapat memperat jalinan jodoh yang baik. |
03 |
Bodhisattva yang sebenarnya tidak berwujud bentukan dari tanah liat atao yang diukir dari kayu; tapi adalah sebuah wujud yang bisa melakukan suatu pekerjaan, bisa berbicara, bisa makan, bisa menelusuri berbagai pelosok untuk menolong orang menderita dan selalu menampilkan diri dimana-mana. |
04 |
Nilai kehidupan manusia terletak pada fungsinya, bukan pada citranya; citra sama sekali tidak bernilai. |
05 |
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisattva, juga bersemangat dan berkekuatan yang sama dengan Bodhisattva. |
06 |
Suara (kitab) merupakan sarana, sarana adalah metode; jangan hanya ada kemelekatan pada Sutra tampa mau melaksanakan maknanya. |
07 |
Melakukan puja sujud pada Sang Buddha adalah demi melatih ketetapan hati, ketabahan hati dan ketenangan hati, juga demi proses pembelajaran dalam penghapusan keangkuhan dan pembinaan keperibadian lahir batin. |
08 |
Dharma Buddha sangatlah sederhana, hanya dengan menghapus 3 racun dalam kehidupan, yaitu ketamakan, kemarahan, dan kebodohan, akan memperoleh penceraha ( Kesadaran jasmani dan rohani) |
09 |
"Tisarana" adalah dari yang buruk kembali ke yang baik, berarti meninggalkan kegelapan kembali ke jalan terang. |
10 |
Kejujuran hati merupakan sarana pelatihan diri. |
11 |
Menerima penjabaran Dharma tidak mesti dalam jumlah banyak, bila bisa melaksanakan sepatah yang sederhana saja dalam bentuk perbuatan nyata; akan mampu membangkitkan akar kebajikan yang sejati. |