Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi |Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung | Kata Perenungan
Tentang Tzu Chi
 Tentang Tzu Chi
 Misi & Visi
 Sejarah
 Pendiri
Pesan Master
Tanpa mengerjakan sesuatu setiap hari adalah pemborosan kehidupan manusia, aktif dan berguna bagi masyarakat adalah penciptaan kehidupan manusia.
-- Master Cheng Yen  
Lihat Pesan Lainnya
Lain - lain
 Tzu Chi E-Cards
 Tzu Chi Wallpaper
 Tzu Chi Songs
 Tzu Chi Souvenir
 Hubungi Kami
 Forum Tzu Chi



Sejarah Tzu Chi


Suatu hari di tahun 1966, Master bersama beberapa pengikut datang ke suatu Balai Pengobatan di Fenglin untuk mengunjungi seorang umat yang menjalani operasi akibat pendarahan lambung. Ketika keluar dari kamar pasien, beliau melihat bercak darah di atas lantai tetapi tidak tampak adanya pasien, setelah mencari informasinya baru diketahui seorang wanita penduduk asli asal gunung Fengbin keguguran, berhubung tidak mampu membayar NT$ 8,000 (lihat catatan di bawah), maka tidak bisa berobat dan terpaksa dibawa pulang kembali. Mendengar penuturan itu, perasaan Master sangatlah terguncang, seketika itu beliau memutuskan hendak berusaha mengumpulkan dana sosial untuk menolong orang dan menyumbangkan semua kemampuan yang ada padanya untuk menolong saudara-saudari yang menderita sakit dan kemiskinan di bagian Timur. Dengan demikian niat membentuk [Perhimpunan Bhakti Amal Tzu Chi] mulai berakar dan bertunas serta tumbuh di dalam lubuk hati Master.

CATATAN: Peristiwa bercak darah yang menimpa wanita pribumi bernama Chen Qiuyin yang dikarenakan tidak mampu membayar NT$ 8,000 (Delapan ribu dollar) lantas tidak dapat berobat, apakah NT$ 8,000 itu adalah biaya pengobatan, uang jaminan atau uang muka? Setelah peristiwa itu, keterangan yang dikumpulkan dari beberapa pihak tidak seragam, berdasarkan salah seorang anggota keluarganya bernama Chen Wenqian yang mengantar Chen Qiuyin berobat pada saat itu pernah menuturkan secara terbuka kepada umum bahwa uang yang dimaksud itu adalah uang jaminan, kabar yang diperoleh Master juga sama yaitu uang jaminan, lagipula Li Manmei, orang yang langsung berbicara dengan pasien dan pribumi lainnya di tempat peristiwa pada waktu itu (di tahun itu) telah beberapa kali menyelidiki dan mengemukakan hal serupa yaitu uang jaminan, namun pernah juga sekali dia hanya menyebutkan NT$ 8,000 dan tidak menyinggung uang jaminan. Dalam putusan kasus perdata, disimpulkan Li Manmei menerangkan kepada Master bahwa karena pasien tidak mempunyai uang sebanyak NT$ 8,000 sehimgga pergi meninggalkan Rumah Sakit merupakan suatu kenyataan, juga mengakui bukti bercak darah memang ada keberadaannya. Kasus ini diakhiri atas pilihan Tzu Chi untuk tidak mengajukan pengaduan naik banding.

 

Keterangan Gambar: Inilah tempat Master membina ajaran Buddha dan hidup prihatin di tahun itu, sekaligus merupakan tempat asal berkembangnya Dunia Tzu Chi sekarang.

 

 

Karena ada jalinan jodoh, di saat itu kebetulan sekali tiga orang suster Katholik dari Sekolah Menengah Hualian datang berkunjung untuk menemui Master, mereka membahas masalah agama, kehidupan manusia, bahkan memperdebatkan makna ajaran agama, suster bertanya: "Agama Katholik kami telah membangun Rumah Sakit, mendirikan Sekolah dan mengelola Panti Jompo untuk membagi kasih sayang kepada semua umat manusia, walaupun Buddha juga menyebut menolong dunia dengan welas asih, tetapi mohon tanya, Agama Buddha mempersembahkan instansi apa untuk masyarakat?" Kata-kata ini sangat menyentuh hati Master, karena mengingat waktu itu umat Buddha menjalankan kebajikan dan beramal tanpa mementingkan namanya, dari situ membuktikan semua umat Buddha memiliki rasa cinta kasih yang dalam, hanya saja terpencar dan kurang koordinasi serta kurang pengelolahannya. Master bertekad untuk menghimpun potensi ini dengan diawali dari mengulurkan tangan mendahulukan bantuan kemanusiaan.

Keterangan Gambar: Jauh di awal tahun 1970, sewaktu anggota komite Tzu Chi mengunjungi kaum fakir miskin di Fenglin, kendaraan yang mereka gunakan mengalami masalah, dengan spontan menggelorakan semangat [Bersatu-hati; Harmonis; Saling menyayangi; Bergotong-royong] untuk menegakkan teladan Bodhisattva dunia, sehingga bisa menjalankan apa yang sulit dilaksanakan bagi orang awam dan bisa sabar atas segala sesuatu yang sulit bagi orang awam.


Cikal Bakal Tzu Chi Dibentuk Dari Rajutan

Kegiatan aksi sosial untuk kaum fakir miskin dari Tzu Chi diawali dari 6 orang sedharma yang setiap hari, masing-masing individu, menghasilkan sepasang sepatu bayi. Di samping itu, setiap anggota diberikan sebuah celengan bambu oleh Master, agar para ibu rumah tangga setiap pagi sebelum pergi belanja sayur ke pasar, menghemat dan menabungkan 50 sen ke dalam celengan bambu. Dari 30 anggota bisa terkumpul sebanyak 450 dollar setiap bulan, ditambah hasil pembuatan sepatu bayi 720 dollar, maka setiap bulan bisa terkumpul sebanyak 1,170 dollar sebagai dana bantuan untuk kaum fakir miskin. Kejadian ini dengan cepat menjalar luas ke berbagai tempat di Hualian, orang yang ingin turut bergabung semakin banyak, potensi berkemampuan menyalurkan bantuan dari beribu pasang tangan dalam waktu singkat segera berkembang. Pada tanggal 14 Mei 1966 (Imlek yaitu tanggal 24 bulan 3), [Perhimpunan Amal Penanggulan Kesusahan Buddha Tzu Chi] secara resmi terbentuk.
Pada awal masa pembentukan [Perhimpunan Bhakti Amal Tzu Chi], Master bersama para pengikut mengambil tempat sempit yg tidak lebih dari 20 M persegi di Vihara Puming, sambil berupaya menghasilkan produk untuk mendukung kehidupan, sambil menangani pula tugas perhimpunan, ruangan yang dipakai sesungguhnya tidak mencukupi kebutuhannya. Sehingga pada musin gugur tahun 1967, Ibunda Master membelikannya sebidang tanah yaitu yang sekarang dimanfaatkan untuk bangunan Griya Perenungan. Walaupun demikian, Master beserta para pengikut masih tetap seperti sediakala mempertahankan prinsip hidup mandiri, biaya perluasan seluruh proyek Griya Perenungan, selain mengandalkan pinjaman uang dari Bank atas dasar hipotik hak kepemilikan tanah miliknya, juga dari hasil usaha kerajinan tangan. Hingga kini sudah mengalami 11 kali renovasi dan hingga tahun 1999, Griya Perenungan baru menampakkan bentuk menyeluruh seperti sekarang, [Griya Perenungan] yang tentram, anggun dan yang bersahaja tidak megah sekali, telah menjadi kampung halaman batin para insan Tzu Chi sedunia.

 

Keterangan Gambar: Keadaan Griya Perenungan dalam taraf pembangunan di tahun 1968, di sekitarnya masih sepi dan gersang.

 

 

Keterangan Gambar: Bentuk Griya Perenungan sekarang yang tentram, anggun, dan bersahaja, tidak megah sekali, telah menjadi kampung halaman batin para insan Tzu Chi baik dalam maupun luar negeri.

 

Beribu Mata Menatap Berawal dari Sepasang Mata Memandang; Beribu Tangan Menggarap Dimulai dari Sepasang Tangan Bergerak.
Dambaan Tzu Chi adalah berdasarkan hati yang penuh [Welas asih; Kasih sayang; Suka cita dan Beramal] bisa terbentuk tingkah laku yang baik untuk menolong para penderita dan membasmi penderitaan dengan senang hati. Semangat kerja Tzu Chi berlandaskan pada [Ketulusan; Keadilan; Kepercayaan; Kenyataan] dan diharapkan dengan kebijaksanaan keharmonisan bisa mengajak orang bijak sejagat untuk bersama-sama turut membajak lahan keberkahan dan dengan tekun menanami benih belas kasih, serta bersama-sama menciptakan masyarakat yang penuh cinta kasih.
Oleh karena itu, hingga Desember tahun 2003, para Bodhisattva dunia yang menerapkan langkah untuk mewujudkan cita-cita Tzu Chi telah memiliki anggota komite sebanyak 19.450 orang (termasuk suami-istri). Anggota Tzu Cheng sebanyak 9.429 orang, jejak kaki para insan Tzu Chi sudah bertebaran baik di dalam maupun di luar negeri. Demikian halnya dengan misi Tzu Chi yang mencakup misi kemanusiaan, misi pengobatan, misi pendidikan dan misi kebudayaan memperluas lingkupnya hingga pada jangkauan bantuan bencana internasional, penyumbangan sumsum tulang belakang, relawan komunitas, kegiatan daur ulang, yang keseluruhan dapat disebut dengan [satu langkah delapan jejak].
Insan Tzu Chi bersatu padu dan saling bekerja-sama dengan kebijaksanaan, saling mendukung dengan cinta kasih, memberi petolongan atas kepekaan jeritan penderitaan, tepat waktu menyelesaikan kesusahan dan mengembangkan kemampuan [satu mata memandang bisa menyebabkan beribu mata ikut menatap dan satu tangan bergerak bisa diikuti beribu tangan turut menggarap] agar Tzu Chi berkapasitas membuat setiap keluarga sehat dan sentosa, serta di setiap tempat bisa dipenuhi kehangatan dan keramahan.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id