Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung | Kata Perenungan
Berita Tzu Chi
 Amal
 Kesehatan
 Pendidikan
 Budaya Kemanusiaan
 Lingkungan
 Berita Lain
 Foto Peristiwa
Pesan Master
Tanpa mengerjakan sesuatu setiap hari adalah pemborosan kehidupan manusia, aktif dan berguna bagi masyarakat adalah penciptaan kehidupan manusia.
-- Master Cheng Yen  
Lihat Pesan Lainnya
Lain - lain
 Tzu Chi E-Cards
 Tzu Chi Wallpaper
 Tzu Chi Songs
 Tzu Chi Souvenir
 Hubungi Kami
 Forum Tzu Chi

 
Tanggal : 15/02/2009

Peresmian Bebenah Kampung Jamika

Mengubur Masa Lalu, Menatap Masa Depan

                                                                                     artikel: Arief & foto: Arief & Hendra

Foto

* Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, secara simbolis membuka pintu rumah warga penerima bantuan Bebenah Kampung Jamika yang dilaksanakan oleh Tzu Chi Bandung.

Sejak tiba di Ruko Taman Senang Jamika, Rahmat nampak begitu tegang. Sesekali ia merapikan pakaian dan sepatu yang dikenakannya. Tak jarang ia pun memainkan jari-jemarinya untuk sekadar menghilangkan ketegangan. Minggu, 15 Februari 2009 memang hari yang menegangkan bagi Rahmat karena ia akan sharing pada peresmian dan penyerahan kunci program Bebenah Kampung yang dijalankan oleh Tzu Chi Bandung.


Asa Mendapat Rumah yang Layak Huni
Sebelum mengikuti program “Bebenah Kampung” Tzu Chi Bandung, rumah dengan luas 55 meter persegi itu terlihat seperti bilik dengan dua pintu di samping kanan dan kiri. Kayu-kayu penyangga rumahnya sudah mengeropos. Di sana, sebanyak 22 orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan tinggal berdesak-desakan. Di antaranya adalah Rahmat.

Sebagai anak tertua, Rahmat harus menanggung beban keluarga. Hal itu ia lakukan karena ayah tercinta, Ucu Jaedi, telah meninggal dunia. Sedangkan ibunya, Eti, sebagai pedagang gorengan yang penghasilannya tak seberapa. Kondisi itu membuatnya yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) tentu harus pontang-panting mencari nafkah untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dan menyekolahkan adik-adiknya.

“Sedih rasanya kalau mengingat masa lalu,” kenang Rahmat saat sharing. Menurutnya, ia kerap kali resah ketika sedang berada di luar rumah. “Saya sering memikirkan gimana nasib ibu dan adik-adik, takut (mereka) tertimpa bangunan rumah. Bahkan Santi, adik saya sampai pernah kabur selama 3 bulan karena malu rumahnya kumuh,” ucapnya.

  

Ket: - Rahmat mengenang kembali rumahnya yang dulu sangat tidak layak sebelum direnovasi oleh program Bebenah
          Kampung. (kiri)
      - Rahmat kini bisa tersenyum bahagia setelah menempati rumah barunya, dan bisa menatap masa depan yang lebih
          cerah. (kanan)

Sebagian dinding rumah terbuat dari triplek dan bilik, kalaupun ada yang terbuat dari tembok, catnya sudah kusam serta warnanya tertutupi lumut. Atap rumah yang sudah rapuh, belum lagi genteng yang tidak beraturan dan dipasang seadanya. “Kalau hujan pasti bocor, kalaupun saya membetulkan genteng rumah, sudah dapat dipastikan rumah itu akan runtuh,“ kata Rahmat lirih.

Rumah kumuh, tidak sehat, dan tidak layak huni. Belum lagi suasana di dalam rumah begitu lembab tidak tersinari matahari. Bahkan, satu kamar sempit bisa di tempati lebih dari 5 orang. Kondisi rumah Rahmat, menjadi saksi bisu bagaimana Rahmat tumbuh hingga menginjak usia 23 tahun.

Asa memiliki rumah yang layak akhirnya terwujud melalui Tzu Chi Bandung. Padahal, satu minggu sebelum mendapat bantuan, rumah Rahmat sempat roboh. “Sempat tidak percaya mendapat bantuan pembangunan rumah,” tutur Rahmat sumringah. Kini ia merasa tenang karena ibu dan adik-adiknya dapat tertidur pulas. Tidak ada lagi keresahan dan perlakuan tidak enak yang dulu pernah meraka rasakan.

  

Ket: - Sugianto Kusuma memberikan kunci rumah secara simbolis kepada warga penerima bantuan Bebenah Kampung. (kiri)
      - Seorang mantan pasien, Heryanto, memberikan cindermata kepada Pangdam Siliwangi. (kanan)

Kebahagiaan dan kebanggaan Rahmat tidak cukup sampai di situ. Selain mendapatkan rumah yang layak huni, ia dan keluarga besarnya pun mendapat kunjungan istimewa dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Rasyid Qurnuen Aquary, Kapolda Jawa Barat Irjen. Pol. Timur Pradopo, Walikota Bandung Dada Rosada, dan para relawan Tzu Chi yang meninjau lokasi “Bebenah Kampung”.

Saat Walikota Bandung, Dada Rosada menanyakan pekerjaan Rahmat, pria berkulit sawo matang ini dengan bangga menjawab, “Jualan asesoris, Pak.” Jawaban Rahmat itu kemudian ditanggapi Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, “Mudah-mudahan usahanya terus maju.”

Dalam sharing di hadapan para hadirin, Rahmat berujar dengan tegas, “Saya mau membantu orang lain melalui celengan bambu, karena masih ada orang lain yang lebih menderita dari kami kami.”

Kini Rahmat sudah menempati rumah barunya yang terletak di Gg Pesantren RT 09/08. Biarlah cerita rumah kumuh menjadi masa lalu yang pahit dan kini lahirlah rumah baru yang penuh dengan cinta kasih dan siap menatap masa depan yang lebih baik.

Dalam acara peresmian itu, hadir pula Haryanto (7), pasien penderita peradangan usus besar yang telah dioperasi di RS Dustira Bandung pada pertengahan Januari 2009 lalu atas kerjasama Tzu Chi Bandung dengan Kesdam III/Siliwangi. Saat itu, Haryanto memberikan cinderamata secara langsung kepada Pangdam III/Siliwangi sebagai ungkapan terima kasih atas kepeduliannya membantu pengobatan generasi penerus bangsa ini.

  

Ket: - Relawan Tzu Chi membantu memanggul beras milik warga yang tidak kuat membawanya sendiri. (kiri)
      - Di sela-sela peresmian Bebenah Kampung diadakan juga baksos kesehatan umum dan gigi. (kanan)

Berbagi Kebahagiaan untuk Semua
Hari itu, kebahagiaan tidak hanya dirasakan Rahmat dan para peserta program “Bebenah Kampung” yang lain. Bertempat di ruko Taman Senang Pagarsih, Tzu Chi Bandung pun mengadakan bakti sosial (baksos) pelayanan kesehatan umum dan gigi serta pembagian beras cinta kasih kepada warga Jamika.

Acara yang melibatkan 30 tenaga medis dari Tzu Chi dan Kodam III/Siliwangi serta ratusan relawan Tzu Chi ini berlangsung pada pukul 09.00-13.00 WIB. Pada Baksos kali ini, Tzu Chi berhasil menangani 1.204 pasien umum dan 181 pasien gigi serta membagikan 36 ton beras cinta kasih kepada warga Jamika yang telah disurvei pada 1 Februari 2009 lalu.

“Kami datang di waktu yang tepat, dimana masyarakat sangat membutuhkan kegiatan seperti ini. Diharapkan masyarakat yang hari ini mendapat bantuan, di kemudian hari bisa membantu orang lain,“ harap Ketua Tzu Chi Bandung, Herman Widjaja di akhir acara.

 

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id