Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung | Kata Perenungan
Berita Tzu Chi
 Amal
 Kesehatan
 Pendidikan
 Budaya Kemanusiaan
 Lingkungan
 Berita Lain
 Foto Peristiwa
Pesan Master
Tanpa mengerjakan sesuatu setiap hari adalah pemborosan kehidupan manusia, aktif dan berguna bagi masyarakat adalah penciptaan kehidupan manusia.
-- Master Cheng Yen  
Lihat Pesan Lainnya
Lain - lain
 Tzu Chi E-Cards
 Tzu Chi Wallpaper
 Tzu Chi Songs
 Tzu Chi Souvenir
 Hubungi Kami
 Forum Tzu Chi

 
Tanggal : 26/02/2009

Kunjungan Kasih ke Panti Nazaret

Obat Rindu Relawan Tzu Chi

                                                                                     artikel: Arief & Pepeng & foto: Arief

Foto

* Relawan Tzu Chi memberikan handuk kecil kepada para oma penghuni Panti Nazaret. Kunjungan relawan Tzu Chi menjadi obat rindu para oma kepada orang terkasih.

Kebaya berbalut samping nan indah dikenakan Oma Elina Wati (76), ketika relawan Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan kasih ke Panti Nazaret. Seraya duduk manis, ia menunggu para oma yang lain berdatangan ke aula panti. Sesekali, ia memperhatikan relawan Tzu Chi yang sedang berbicara di depan. Pagi itu, Kamis 26 Februari 2009, Oma Elina Wati atau akrab disapa Oma Wati, akan mengikuti kegiatan kunjungan kasih relawan Tzu Chi di Panti Nazaret.


Terharu Karena Buletin Tzu Chi
Kunjungan kasih relawan Tzu Chi ke Panti Nazaret yang terletak di kawasan Cikutra Bandung ini dimulai pukul 09.00. Kedatangan relawan Tzu Chi disambut sebagian penghuni panti yang sedang berjemur. Sebanyak 11 relawan Tzu Chi langsung menyapa mereka. “Ni Hao.. Ni Hao.. Selamat pagi, Oma. Selamat pagi,” sapa relawan Tzu Chi.

Lambat laun penghuni panti memenuhi aula, kemudian relawan Tzu Chi memberikan sebagian barang bawaannya kepada para oma. Ketika relawan Tzu Chi memberikan Buletin Tzu Chi kepada Oma Wati, sejenak ia membacanya, kemudian menyimpan buletin tersebut di pangkuannya. Oma Wati memang terlihat serius mendengarkan kata sambutan relawan Tzu Chi saat akan memulai kegiatan.

Kunjungan kasih relawan Tzu Chi memang selalu dinantikan, karena akan ada banyak kegiatan, salah satunya potong rambut. Oma Wati pun tak mau ketinggalan dan meminta relawan Tzu Chi untuk memotong rambutnya. Dengan tangan terampil, relawan Tzu Chi memotong rambutnya. Setelah rambutnya dipotong, ia dipapah relawan Tzu Chi kembali ke tempat duduknya.

Suasana pagi itu memang ramai, Oma Wati memutuskan untuk membaca Buletin Tzu Chi. Usianya yang sudah menua tidak menghalangi hobi membacanya yang ia sudah lakukan sejak dulu. “(Saya) senang baca dari masih muda,” ujarnya sambil tersenyum. Baru saja membaca satu halaman, matanya terlihat berkaca-kaca. “(Saya) terharu membaca tulisan ini,” ujar Oma Wati sambil menunjuk ke tulisan Pertemuan Kembali Ayah dan Anak.

  

Ket: - Oma Wati, penghuni Panti Nazaret sedang membaca Buletin Tzu Chi. Menurutnya, di Buletin Tzu Chi banyak cerita
          mengharukan. Ia pun sempat meneteskan air mata ketika membacanya. (kiri)
      - Relawan Tzu Chi dengan penuh cinta kasih memijat oma. Pijatan lembut para relawan seakan mengingatkan mereka
          akan cinta kasih yang mulai jarang mereka rasakan. (kanan)

Tulisan tersebut bercerita tentang pertemuan ayah dan anak yang sudah lama tidak bertemu. Setelah diselidiki, ternyata Oma Wati teringat pada anaknya. “(Saya) jadi kangen sama anak. Tapi tidak apa-apa, saya senang, banyak teman-teman. Di sini orangnya baik-baik,” ujar oma satu anak ini. Menurut Oma Wati, isi Buletin Tzu Chi sangat bagus, banyak tulisan yang membuat dirinya terharu setelah membaca cerita-cerita tersebut. Ia memberi contoh lain yaitu pembagian angpau di Lapas Tangerang.

Kunjungan kasih relawan Tzu Chi menghibur rasa kangen Oma Wati terhadap anaknya. “Saya senang relawan Tzu Chi datang ke sini, jadi bisa mengobati rasa kangen saya sama anak,” ujarnya. Tak ketinggalan, Oma Wati pun merasakan sentuhan hangat relawan Tzu Chi saat kuku dan rambutnyanya dipotong. Begitu juga saat dipijat, ia merasakan betul cinta kasih yang tulus dari relawan Tzu Chi.

Anak ke-10
Kehidupan seperti roda yang terus berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Sedih-gembira, menangis-tertawa, semua silih berganti hinggap di dalam hidup kita. Lalu, kapan kesedihan itu berganti menjadi kegembiraan yang berarti? Semua datang dan pergi, dengan tak pasti. Namun, bertambahnya usia pada seorang insani sudahlah pasti, semua akan mengalami.

Duduk di kursi roda, dengan berbalut busana menyala, Oma Oey Ai Hao (Nio), berjemur di depan panti menikmati pancaran matahari. Salah seorang relawan Tzu Chi Bandung, Pepeng, mencoba berinteraksi, mendalami sisi kehidupan Oma Oey Ai Hao. Banyak hal yang akan menjadi cerita, seperti cerita tentang orang-orang terkasih dan kehidupan di masa lalu.

  

Ket: - Sebelum memulai kegiatan di Panti Nazaret, relawan Tzu Chi menjemput para oma untuk berkumpul di aula panti. (kiri)
      - Relawan Tzu Chi, Pepeng, sedang menghibur Oma Oey Ai Hao. Ia mengaku tidak sedih tinggal di panti karena banyak
          teman dan sering mendapatan cinta kasih, terutama dari relawan Tzu Chi. (kanan)

Relawan Tzu Chi mengajak para oma untuk mengasah memori, serta tenggelam dalam nostalgia di masa muda. Nampak wajah berseri dari mereka akan kunjungan kasih relawan Tzu Chi ini. Tapi bagi Oma Oey Ai Hao, pertemuannya yang kali pertama dengan relawan Tzu Chi di Panti Nazaret membuatnya terharu.

Alunan lagu Satu Keluarga mengundang keharuan bagi Oma Oey Ai Hao yang berusia 83 tahun. Air matanya menetes perlahan di pipinya yang menua. Kepada Pepeng, ia mengatakan jadi teringat akan masa lalu, sebelum berada di Panti Nazaret. Enam bulan berada di panti, tentu belum bisa membiasakan diri dengan hal baru, yang mungkin sebelumnya belum pernah ia rasakan.

”Oma tidak sedih, tapi ini tangisan kebahagiaan,” ujar Oey Ai Hao di hadapan Pepeng. Oma yang memiliki 9 anak ini mengatakan, ia merasakan kasih sayang yang tulus dari relawan Tzu Chi. Di tengah kesusahan, ia merasa mendapat hiburan dan kebahagiaan. Kehadiran relawan Tzu Chi menggantikan kasih sayang dari orang-orang terkasih. Oma Oey Ai Hao menganggap relawan Tzu Chi sebagai anaknya yang ke-10.

"Anak-anak Oma sekarang ada 10 orang. Relawan Tzu Chi telah berhasil menggantikan rasa sunyi dan kerinduan, melalui kasih sayang yang dipancarkan dengan tulus,” ujarnya. Sambil memeluk Pepeng, Oma Oey Ai Hai berpesan agar relawan Tzu Chi secepatnya kembali mengunjungi Panti Nazaret lagi. ”Oma haus akan kasih sayang. Sekarang Oma tidak merasa sendiri lagi,” ujarnya di akhir cerita kepada Pepeng.

  

Ket: - Tidak hanya relawan Tzu Chi, para penghuni panti pun ikut memeragakan isyarat tangan 'Satu Keluarga' di hadapan
          para oma yang lain.

Obat Rindu
Di aula panti, relawan Tzu Chi dan penghuni panti berkumpul untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti isyarat tangan Satu Keluarga dan Dunia yang Bersih. Serta menyanyi, memijat, memotong kuku, dan memotong rambut. Dengan penuh keceriaan dan kegembiraan, para penghuni panti mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh relawan Tzu Chi. Relawan Tzu Chi kemudian membagikan makanan dan handuk kecil kepada 28 oma penghuni panti.

Hampir 4 jam lamanya relawan Tzu Chi berbagi kasih di panti yang hanya dihuni oleh para oma saja ini. Ketika waktu telah menunjukkan pukul 12.00, relawan Tzu Chi berpamitan mengakhiri kunjungan kasih. Kedatangan relawan Tzu Chi seolah menjadi obat rindu para oma akan kehadiran orang-orang terkasih.

 

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id