Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung | Kata Perenungan
Berita Tzu Chi
 Berita Kemanusiaan
 Berita Kesehatan
 Berita Pendidikan
 Berita Kebudayaan
 Berita Lingkungan
 Berita Lain
 Foto Peristiwa
Pesan Master
Tanpa mengerjakan sesuatu setiap hari adalah pemborosan kehidupan manusia, aktif dan berguna bagi masyarakat adalah penciptaan kehidupan manusia.
-- Master Cheng Yen  
Lihat Pesan Lainnya
Lain - lain
 Tzu Chi E-Cards
 Tzu Chi Wallpaper
 Tzu Chi Songs
 Tzu Chi Souvenir
 Hubungi Kami
 Forum Tzu Chi

 
Tanggal : 23/08/2008

Pelatihan Relawan Abu-abu Putih II

Selamat Datang di Dunia Tzu Chi!

                                                                                                  artikel : Sinta & foto: Irvan

Foto

* Para relawan Tzu Chi dari Bandung, Sukabumi, dan Cianjur berkumpul untuk mengikuti pelatihan relawan abu-abu putih Tzu Chi di kantor Tzu Chi Bandung.

ˇ§Selamat datang di dunia Tzu Chi!ˇ¨ Kalimat tersebut berulang kali terlontar, tidak hanya dari pembawa acara, namun para pembicara pun kerap mengucapkannya. Ungkapan selamat datang tersebut ditujukan kepada para peserta pelatihan relawan abu-abu putih Tzu Chi yang diselenggarakan Tzu Chi Bandung pada tanggal 23 Agustus 2008 di kantor Tzu Chi Bandung.


Pukul 08.00 pagi, para peserta pelatihan mulai berdatangan dan setengah jam kemudian, para peserta telah berbaris dengan rapi dan teratur menurut kelompoknya. Saat itu, ketua regu telah berdiri di barisan paling depan dengan memegang papan regu. Menurut Master Cheng Yen, pelatihan yang dihadiri oleh 38 relawan abu-abu putih ini bermanfaat untuk membedakan antara yang benar dan salah, antara baik dan jahat. Intinya, janganlah melakukan kejahatan, lakukanlah kebajikan. Oleh karena itu, seorang insan Tzu Chi haruslah dapat memberikan teladan. Peserta pelatihan merupakan relawan yang berasal dari Bandung, Sukabumi, dan Cianjur.

Empat puluh menit kemudian, para peserta pelatihan dengan didampingi ketua regunya berjalan beriringan menaiki tangga memasuki ruang pelatihan dalam barisan yang indah. Dengan diiringi lagu Wu Liang Fa Men, suasana terlihat begitu khidmat. Pelatihan ini melibatkan relawan biru putih dan komite dari Tzu Chi Jakarta dan Bandung. Berbagai materi pelatihan pun disuguhkan, di antaranya tentang ˇ§Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan DAAI TVˇ¨.

Dalam pelatihan tersebut diterangkan bagaimana DAAI TV berperan dalam menyebarkan kebenaran, kebajikan dan keindahan sekaligus memberikan inspirasi sehingga kita menjadi banyak bersyukur dan tergugah untuk saling membantu dalam kehidupan ini. Tidak hanya mendidik, tayangannya pun dikemas sedemikian rupa sehingga menarik dan layak dinikmati pemirsa televisi. Bahkan drama yang ditampilkan di DAAI pun diangkat dari kisah nyata yang inspiratif.

Selain tentang DAAI TV, pada pelatihan tersebut disampaikan pula materi tentang pemanasan global. Sebenarnya banyak cara untuk menyelamatkan bumi dari bahaya pemanasan global, salah satunya adalah dengan menjadi vegetarian. Selain menyehatkan badan dan menyucikan hati, dengan menjadi seorang vegetarian, kita pun turut melestarikan bumi. Sudah sepantasnyalah kita mengambil tanggung jawab dalam mengatasi pemanasan global. Mulai dari detik ini, kita harus mengubah hati dan pola hidup kita ke arah yang lebih baik.

 

Ket: - Seperti pesan Master Cheng Yen, pelatihan kali ini adalah untuk melatih semua peserta agar dapat membedakan antara
        yang benar dan salah, antara yang jahat dan baik. (kiri)
       - Harun Lam tak kuasa menahan air matanya ketika foto-foto tentang Han Han diperlihatkan melalui layar. Cukup lama
        ia menemani Han Han menjalani pengobatan atas bantuan Tzu Chi. (kanan)

Keharuan dalam Pelatihan
Harun Lam Shixiong tak kuasa menahan tangisnya saat foto Han Han tampil di layar LCD. Padahal awalnya, Harun begitu grogi harus sharing tentang misi amal di hadapan para peserta pelatihan. Mendadak ia menjadi demam panggung. Peluh bercucuran dan lututnya bergetar. Ia pun menjadi lupa apa yang hendak diutarakan. Berulang kali ia membujuk panitia untuk menghapus acara sharing tersebut.

Akhirnya dengan rasa tegang yang menyelimuti, Harun maju ke depan. Dengan lugas ia mengatakan bahwa dirinya begitu tegang sehingga tidak tahu apa yang hendak dikatakan. Kontan saja para peserta pelatihan tertawa dan bertepuk tangan memberikan semangat agar ia dapat melanjutkan kata-katanya. Namun, situasi dengan cepat berubah 180 derajat saat Harun membalikkan badannya lalu menengadah ke layar LCD, dilihatnya foto seorang gadis yang begitu menyentuh hatinya.

Gadis itu bernama Han Han. Sejak kecil ia menderita Celebral palsy, kelainan tulang. Melihat penderitaan yang dialami Han Han, ketegangan yang dialami Harun langsung memudar, berganti dengan rasa simpati yang luar biasa. Perasaannya bergejolak. Ingatan tentang pertemuan pertama dengan gadis itu pun mengalir kembali. Terbayanglah kembali bagaimana kehidupan dan penderitaan yang dialami Han Han. Di sebuah paviliun berukuran kecil, Han Han beserta ibu dan ketiga kakaknya tinggal. Tempat itu begitu sempit, tidak ada ranjang atau pun kursi. Selama 15 tahun, Han Han hanya dapat terbaring di lantai! Baru pada akhir 2007 lalu, Han Han mendapatkan sebuah hadiah istimewa yaitu sebuah kursi roda kasih sayang dari Tzu Chi Bandung. Dengan kursi roda itu, kini Han Han dapat melihat langit biru dan merasakan keasyikan berjalan-jalan di mal.

Mendadak Harun menjadi terbata-bata, butiran air mata bercucuran dari matanya. Ia tidak sanggup lagi berkata-kata. Ganda Shixiong selaku relawan yang menangani kasus Han Han menambahkan, selain harus memberikan bantuan, baik moril dan materiil, kita pun harus memberikan pujian yang luar biasa pada ibunda Han Han, Sri Sari, yang senantiasa merawat putri bungsunya tanpa kenal putus asa.

 

Ket: - Pada akhir acara, Herman Widjaja, ketua Tzu Chi Bandung, memberikan bingkisan kenang-kenangan kepada para
        peserta pelatihan. (kiri)
       - Peran relawan, terutama perempuan, di dapur tidak bisa diremehkan karena berkat mereka para peserta pelatihan dapat
        menikmati makan siang untuk menambah energi melanjutkan pelatihan. (kanan)

Sebuah Tanggung Jawab dan 4 Resep Penenteram Jiwa
Dalam melaksanakan pelatihan ini, para relawan bersatu padu memberikan pelayanan terbaik. Para peserta tidak hanya disuguhkan materi dan sharing saja. Lebih dari itu, ada jeda untuk menyantap hidangan ringan dan makan siang. Itulah jasa para relawan perempuan Tzu Chi Bandung. Di belakang layar, mereka sigap mempersiapkan segala sesuatunya, sedangkan di depan layar, sang ketua memanfaatkan peluang tersebut untuk berinteraksi dengan para anggota kelompoknya. Sang ketua regu dengan ramah bertanya tentang kesan-kesan mengikuti acara pelatihan tersebut. Pada acara sharing kelompok misalnya, selain menanyakan tentang kesan-kesan, ketua regu pun menanyakan tentang pengalaman dan keluhan yang dialami para anggotanya saat bergabung di Tzu Chi.

Menurut Rui Ying selaku ketua He Qi Selatan, tujuan pelatihan ini memang untuk memberi pendalaman tentang ajaran Master Cheng Yen. Di Yayasan Buddha Tzu Chi, setiap tahun memang diselenggarakan pelatihan untuk abu-abu putih, biru putih, dan komite. Ia berharap dengan adanya pelatihan ini, keluarga besar Tzu Chi menjadi bertambah besar dan kuat.

ˇ§Saya mengetahui lebih banyak tentang Tzu Chi. Jadi bukan soal bagi beras saja, tapi tentang kesehatan, dan juga tentang bahayanya pemanasan dunia,ˇ¨ tutur Ny. Athiam, salah satu peserta pelatihan ketika ditanya mengenai kesan mengikuti pelatihan ini.

Herman Widjaja, ketua Tzu Chi Bandung, berharap agar pelatihan ini bermanfaat bagi para hadirin saat itu. Semoga relawan Tzu Chi dapat mengamalkan empat resep penenteram jiwa, yaitu bersyukur, kenal puas, berpengertian, dan berlapang dada, serta memiliki tanggung jawab yang besar dalam mengemban dan menjalankan visi misi Tzu Chi.

 

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id