Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung | Kata Perenungan
Berita Tzu Chi
 Berita Kemanusiaan
 Berita Kesehatan
 Berita Pendidikan
 Berita Kebudayaan
 Berita Lingkungan
 Berita Lain
 Foto Peristiwa
Pesan Master
Tanpa mengerjakan sesuatu setiap hari adalah pemborosan kehidupan manusia, aktif dan berguna bagi masyarakat adalah penciptaan kehidupan manusia.
-- Master Cheng Yen  
Lihat Pesan Lainnya
Lain - lain
 Tzu Chi E-Cards
 Tzu Chi Wallpaper
 Tzu Chi Songs
 Tzu Chi Souvenir
 Hubungi Kami
 Forum Tzu Chi

 
中文繁體
Tanggal : 27/07/2008

Panen Pupuk Kompos

Serbuk Penyubur Tanah

                                                                      artikel & foto: Veronika

Foto

* Di lubang inilah sampah-sampah berubah menjadi serbuk penyubur tanah

Dua bulan telah berlalu, tumpukan jerami dan sampah yang berada di depan Kantor Kepala Desa Gintung Cilejet, Parung Panjang, Bogor, kini sudah berubah bentuk menjadi serbuk hebat penyubur tanah atau yang biasa kita sebut sebagai kompos.


Minggu, 27 Juli 2008, waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11.00 siang, beberapa murid SMP Negeri 3 Parungpanjang, Bogor, sudah mulai gelisah dan tidak sabar menungggu kedatangan para relawan Tzu Chi, serta mahasiswa pendamping dari Smart Diploma Insitut Pertanian Bogor. Maklumlah, sesuai dengan agenda hari ini, para pendamping tersebut akan memberikan pengarahan mengenai cara pembuatan dan manfaat dari kompos organik.

Dua bulan lalu, pada 25 Mei 2008, para relawan Tzu Chi dan para pendamping pernah melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat Gintung Cilejet, serta melakukan praktik pembuatan kompos organik di Kantor Kepala Desa. Menyambung kegiatan tersebut, kompos yang telah dibuat lebih kurang dua bulan lalu, kini sudah dapat dipanen dan dipergunakan.

Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga, relawan Tzu Chi, dan dua orang mahasiswa pendamping telah hadir di SMP Negeri 3 dan langsung memberikan pengarahan mengenai kompos organik. Diawali dengan manfaat kompos, proses pembuatan, hingga bahan-bahan yang dipergunakan, para siswa kelas 1, 2, dan 3 tersebut mengikuti pengarahan dengan cukup antusias.

 

Ket: - Dedi Iskandar, salah satu mahasiswa pembimbing tengah melakukan pengarahan mengenai pembuatan dan manfaat
          dari kompos organik . (kiri)

     - Setelah lebih kurang dua bulan ditanam, kompos oraganik sudah dapat dipanen dan dipergunakan. Namun sebelum
          dilakukan packing, kompos tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu agar tidak berjamur (kanan)

Setelah menerima teori pembuatan kompos organik, para siswa juga diajak untuk melihat secara langsung kompos organik yang sudah jadi dan siap untuk digunakan. ”Kebetulan hari ini kami juga panen kompos organik di Kelurahan Gintung Cilejet dan Jagabita,” ucap Dedi Iskandar, salah satu mahasiswa pendamping.

Tidak hanya melihat kompos organik yang berada di depan kelurahan Gintung Cilejet, para siswa juga diajak untuk melihat lokasi pembuatan kompos organik di halaman sekolah. ”Rencananya hari ini kami akan mempraktikkan cara pembuatannya, namun karena bahan-bahan yang dibutuhkan belum lengkap, kami terpaksa menundanya hingga minggu depan,” ungkap Dedi, yang mengaku senang sekali melihat antusias para siswa.

Kegiatan penyuluhan dan pembuatan kompos organik ini berawal dari kasus kaki gajah yang banyak terjadi di Parungpanjang. ”Setelah kita melakukan survei, ternyata warga di sini kurang mengerti akan pentingnya kesehatan,” tutur Arief Yanto, salah satu relawan Hu Ai Sinar Mas.

 

Ket: - Sebagai tanda mata, para relawan Tzu Chi memberikan buku tulis kepada para siswa. (kiri)
     - Tidak hanya diberikan teori, para siswa juga diajak untuk melihat langsung kompos organik yang sudah jadi, maupun
          bahan-bahan pembuatan kompos organik tersebut. (kanan)

Demi memperkenalkan kesehatan kepada masyarakat di Parungpanjang, pihak Hu Ai Sinar Mas menjadikan penyuluhan dan pembuatan kompos organik sebagai “pintu masuk” untuk merangkul masyarakat. ”Dengan kegiatan ini kami berharap, masyarakat termotivasi untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan mereka. Tidak hanya itu, rencana jangka panjang, kami juga ingin menumbuhkan semangat mereka untuk bisa mengubah perekonomian mereka menjadi lebih baik dengan memaksimalkan apa yang mereka miliki sekarang,” tegasnya.

 

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id