Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi

Inspirasi
Ceramah Master
 Kata-kata Perenungan
 Cerita / Dongeng
 Ajaran Buddha

 

 

 

 

 


 

 

 
 

 



Ceramah Master

Jangan Menganggap Enteng Pada Anak Berusia Muda
21/11/2005

Tayangan yg baru saja kita saksikan adalah sebuah Taman Kanak Kanak di Malaysia. lihatlah, diselenggarakan dgn begitu baiknya. pendidikan yg mereka berikan kepada anak-anak selama beberapa tahun ini sungguh sangat banyak. mulai dari cara hidup mereka, dari perilaku dalam kehidupan sehari-hari mereka. semuanya telah dididik dengan sangat baik, demikian juga halnya dgn tatakrama kehidupan.

Saat ini telah lulus dari sekolahnya meskipun mereka masih sangat kecil namun dgn mengenakan toga dan memakai jubah kelulusan sungguh terlihat sangat menarik, mereka pandai menyanyikan lagu dan juga pandai memperagakan lagu isyarat tangan, yg bertujuan agar anak-anak memahami untuk menjadi seorang anak yg rajin. maka mereka menyanyikan lagu itu selanjutnya ingin agar mereka juga tahu bahwa berbuat baik tidak boleh ditunda karena mereka masih anak-anak prinsip kebenaran dalam kehidupan. mereka tidak mengerti, maka harus menggunakan kisah seekor anak kambing yg menyusu pada induknya harus dgn cara berlutut, melalui kehidupan hewan semacam ini yg mereka nyanyikan dalam sebuah lagu, yg juga memberikan penjelasan kepada mereka.

lihatlah, mereka yg berusia demikian kecil telah belajar cara menyuguhkan teh dan ikabana, juga mempelajari ajaran Buddha. Mereka juga berjalan diiringi lantunan nama Buddha dgn langkah kaki yg sangat teratur. mereka sungguh sangat beruntung. baik tatakrama dalam menjalani kehidupan. berbuat baik dan berbakti kepada orangtua, semuanya telah mereka pelajari. anak-anak yg bermasadepan ini pada saat menyampaikan kata sambutan mereka, juga dapat menghibur para guru dgn berkata: “Kita memiliki keyakinan, keuletan, keberanian”. kita pasti akan menghadapi berbagai kesulitan dgn ilmu yg diajarkan oleh guru. mereka akan dapat mengatasinya dgn baik. benar-benar adalah anak kecil berpikiran dewasa. benar-benar tidak boleh dianggap enteng.

Jangan beranggapan mereka adalah anak kecil. mereka tidak mengerti apa-apa, jangan menganggap mereka berpikiran anak-anak, namun hatinya sangat bersih dan jernih, seperti sebuah cermin. pada saat anda berhadapan dgn anak begitu kecil persis seperti menghadapi sebuah cermin, bagaimana citra yg anda perlihatkan, anak-anak akan mengikuti citra anda. bagaimana anda mengajarinya, mereka hanya mempelajari wujud luarnya saja. lihat, peragaan lagu isyarat mereka yg begitu baik, meskipun ada gerakan yg tidak teratur namun ketidakteraturan itu juga terlihat sangat indah!. ini menunjukkan tunas kecil yg sedang tumbuh. ada yg tumbuh kokoh dgn sangat cepat dan tumbuh sangat tinggi, ada yg selalu tumbuh agak rendah dgn prinsip yg sama. tetap harus kita bina dgn baik, dgn hati yg setara tanpa membeda-bedakan.

Baru saja kita saksikan walau hanya sekilas, ada yg peragaan lagu isyarat yg sangat baik lebih baik daripada kalian. anak-anak sungguh bagaikan sebuah cermin sangat bersih dan jernih, sangat indah. interaksi yg mereka lakukan satu sama lain itulah yg disebut sebagai cinta kasih.

Maka Buddha mengatakan kepada kita bahwa ada 4 hal di dunia terlihat sepertinya sangat kecil namun tidak boleh dianggap enteng. percikan api meskipun kecil, tidak boleh diremehkan. lihatlah, percikan api meskipun sangat kecil adakalanya kebakaran sangat besar. sebenarnya semua berasal dari percikan api maka kita selalu harus sangat berhati-hati . Selanjutnya meskipun putera raja masih kecil juga tidak boleh diremehkan. putera mahkota dari sebuah Negara meskipun masih sangat kecil, kekanak-kanakan, namun jangan meremehkannya. Karena setelah dewasa dia yg mengurusi Negara memimpin rakyat, maka tidak boleh meremehkannya terhadap anak-anak yg masih sangat kecil ini. kita juga tidak boleh meremehkannya sama saja harus menyayangi dan membinanya. selanjutnya dikisahkan meskipun anak naga yg kecil juga tidak boleh dianggap enteng. akan tetapi sejak dahulu kala dikisahkan raja naga yg menguasai lautan, bila keadaan laut tenang tanpa gelombang dunia kita akan selamat. Lihatlah, pada bencana tsunami di Asia Selatan, ketika gelombang datang menerjang, kekuataannya sungguh menakutkan. berapa banyak orang yg telah dibinasakannya, berapa banyak orang yg ditenggelamkannya. tak terhitung jumlahnya. jaman dulu dikatakan raja naga sedang murka. maka menimbulkan gelombang yg sangat dahsyat. ini adalah kisah jaman dahulu. maka ketika di jaman Buddha artinya adalah mengajari kita jangan meremehkan air laut yg tenang. pada suatu saat dapat saja terjadi peristiwa dimana gelombang dahsyat datang menerjang, maka kita hendaknya bersikap menghargai dan menghormati langit dan bumi, mengajari kita untuk meningkatkan ketulusan hati.

Selanjutnya terhadap samanera yg meskipun kecil juga tidak boleh diremehkan, jangan merasa bahwa samanera yg masih kecil ini mana mengerti ajaran Dharma. jangan memandang rendah dia, anak-anak yg masuk ke jalan Dharma kondisi hatinya masih sangat murni. tidak mengalami pencemaran dari luar. kebijaksanaan yg dicapainya sangat suci dan murni, dimana cahaya terang dari kebijaksanaan tak henti-hentinya dia sebarkan ke luar. maka biarlah dia menyerap dgn baik ajaran Dharma. diyakini kelak akan menjadi maha guru dalam Dharma, maka kita tidak boleh memandang rendah dia selalu dapat bersikap menghargai siapa saja. termasuk anak kecil, anak kecil juga harus kita hargai. pendidikan mengajari sikap menghargai semacam ini harus dilakukan dengan penuh kesabaran dan juga harus ada jalinan jodoh yg baik maka kita seharusnya dgn sepenuh hati berupaya membantu membina setiap butir benih pohon Bodhi yg akan tumbuh rimbun kelak benih ini sendiri tumbuh dgn faktor gabungan yg juga memerlukan jalinan jodoh dan musim yg baik maka meskipun memiliki sebutir benih, andaikan telah terlepas dari jalinan jodoh yg baik, juga telah melampaui musimnya. musim yg sesuai dengannya juga tidak akan berhasil tumbuh. ambillah padi sebagai contoh di dalam kulit pada terdapat beras, di bagian luar dari beras terdapat lapisan kulit. lapisan kulit ini tidak boleh terkelupas karena hanya berasnya saja, juga sudah tidak berfungsi sebagai benih, meskipun masih ada lapisan kulit yg membungkusnya juga harus dalam cuaca, musim yg sesuai dan juga harus ditanam segera. benih ini jika telah melewati musim dingan, setelah lewati satu musim tanam meskipun benih ini dalam keadaan utuh sekalipun namun fungsi benih itu telah hilang maka bukankah kehidupan kita juga seperti itu ?


Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id