Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi

Inspirasi
Ceramah Master
 Kata-kata Perenungan
 Cerita / Dongeng
 Ajaran Buddha

 

 

 

 

 


 

 

 
 

 



Ceramah Master

Sumbangsih Penuh Tantangan Adalah Benih Keberkahan
22/11/2005

Semua yg terlihat adalah makhluk hidup yg sedang menderita dan bumi yg mengalami kerusakan. Kita tidak tega melihat makhluk hidup menderita apalagi bumi yg dicederai. Setiap kali menyaksikan pemandangan seperti ini membuat hati kita merasa pilu. Walau kita katakan betapa sedihnya kita namun hanya ucapan saja tidak ada gunanya. Andaikan setiap orang mampu membangkitkan niat baik dalam hatinya, lebih baik lagi bila mulai bertindak hal yg nyata. Bagi orang yg belum melihat kesusahan orang lain, sekalipun dia selalu berkata bahwa dirinya memiliki cinta kasih akan tetapi sebenarnya rasa ibanya tetap belum sempat terbangkitkan.

Apa perbedaan cinta kasih dan iba hati? Bedanya adanya perasaan sependeritaan. Cinta kasih terbatas hanya pada orang sekitar, kita hanya bersedia bersumbangsih terhadap orang yg ada hubungan dengan kita tetapi bagi mereka yg sangat jauh dan sama sekali tidak ada sangkut pautnya maka kita sulit terbangkitkan dorongan hati itu. Dari manakah dorongan hati ini bersumber? Dari hati yg iba kita merasa sepenanggungan atas derita orang lain dan menganggap penderitaan makhluk hidup lain sebagai penderitaan diri kita sendiri, kita turut merasakan sakit dan penderitaannya.

Kala makhluk hidup menderita lalu kita benar benar merasa tidak tega, inilah yg disebut maha pengasih. Setelah timbul maha pengasih dorongan hati penuh cinta kasih itu baru dapat tergerakkan. Setiap orang mengetahui bahwa dia harus menciptakan keberkahan. Tetapi bagaimana menciptakan keberkahan itu?. Kita harus bersumbangsih. Namun harus tersedia kesempatan untuk itu. Di manakah kesempatan itu? Ada di sekitar orang-orang yg menderita, maka dikatakan kesulitan dalam bersumbangsih merupakan benih keberkahan. Kita tetap tidak gentar bersusah payah.

Beberapa hari yg lalu yaitu minggu lalu kedua tim bantuan bencana kita ke Pakistan semuanya telah kembali ke sini. Terdengar dari kisah pengalaman mereka, bagaimana mereka bergerak maju kelokasi bencana walau perjalanannya sangat sulit ditempuh. Gempa susulan masih terus saja terjadi dan jalan tidak hentinya longsor. Tidak ada jalan bagus yg tersisa juga sangat berbahaya, mereka tetap bergerak maju. Itu disebabkan karena mereka merasa sepenanggungan dgn mereka yg sedang menderita. Mereka merasa tidak tega kepada mereka yg ada di tempat jauh di lokasi yg terisolir tidak bisa menerima bantuan sama sekali, demikian sengsaranya. Ketika mereka kesulitan utk datang mencari bantuan kita yg dalam keberuntungan dapat pergi ke sana.

Yg kita saksikan barusan adalah kegiatan pertolongan bagi korban badai Katrina. Bayangkan keadaan insan Tzu Chi setempat saat itu tidak saja melakukan pertolongan bencana namun sebenarnya dalam kurun waktu itu, cuaca sangat tidak selaras sehingga tempat tinggal mereka sendiri juga mengalami ancaman bencana serupa. Sudah 3 bulan bencana berlalu. Selama jangka waktu 3 bulan ini selain memberikan perhatian dan penghiburan kepada korban yg berada di penampungan terpusat, insan Tzu Chi kita mulai bergerak ke lokasi lain yg mengalami kerusakan akibat dilanda topan tornado air bah ataupun badai. Seluruhnya ada 5 negara bagian dilanda bencana. Insan Tzu Chi mulai masuk ke lokasi bencana Seperti Ci Pian yg kita saksikan saat ini.

Apa yg dia lakukan kali ini benar-benar sesuai dgn nama dharma yg saya berikan. Dia telah menjelajah di 5 negara bagian selama 3 bulan ini. Pagi tadi, TV Da Ai mengadakan wawancara dgnnya terdengar suaranya melalui saluran telepon. Suaranya terdengat serak namun tetap bertenaga. Dia berkata: ¡§Saya berterima kasih, Berat tubuh saya sekarang berkurang¡¨, ¡§Tanpa beraktifitas di Tzu Chi sulit utk langsing¡¨ ¡§setelah ikut aktifitas Tzu Chi bobot tubuh saya berkurang 10 kg¡¨. dia merasa sangat bersyukur.

Sang Buddha bersabda tentang 4 Kebenaran Sejati Bila ingin melatih diri kita harus melihat kebenaran yg ada dlm penderitaan manusia.Bila melihat penderitaan namun kita tidak berbuatmaka kita tidak akan paham akan kebenarannya. Metode adalah jalan. Utk benar benar bisa memahami penderitaan manusia kita harus terlibat didalamnya dgn demikian baru mengerti sumber kebenaran itu maka disebut dgn kebenaran akan penderitaan. Kalau tidak hanya ada penderitaan kita hanya tahu ada penderitaan dan tidak mau mendalaminya.

Maka dikatakan sumbangsih penuh kesulitan adalah benih keberkahan. Jika kita tidak menyaksikan penderitaan sebenarnya tidak berupaya memberi bantuan dari mana datangnya keberkahan? Maka kita sebagai insan Tzu Chi menyebut penerima bantuan kita sebagai ¡§Gan en hu¡¨ (keluarga kepada siapa kita berterima kasih). Apa mereka berterima kasih kepada kita?. Seharusnya memang demikian. Namun yg harus lebih berterima kasih adalah kita yg memberikan bantuan kepada mereka. Kita harus berterima kasih karena kesengsaraan yg mereka alami mendidik kita untuk sadar akan ketidak-kekalan. Mereka menunjukkan mulanya mereka adalah orang bercukupan, berkedudukan tinggi dan memiliki segala-galanya. Tetapi bencana badai dan banjir yg melanda, mereka menjadi setara dgn karyawannya juga tidak memiliki apa apa lagi.

Ini memperingatkan kita bencana mengejutkan ini harus menyadarkan kita, kita benar benar harus sadar. Maka kita harus menyadari kebenaran dan merasakan penderitaan sesungguhnya. Maka kita mulai melakukan kegiatan utk pemberian bantuan para korban juga merasa tenang, hatinya telah terhibur, mereka mengetahui di dunia ini masih ada begitu banyak orang yg menyayangi mereka. Hati mereka menjadi lebih tenteram. Kita telah berhasil dapat disaksikan hati para korban telah tenteram. Mereka sudah bisa tertawa sehingga hati kita juga merasa tenang dan bersuka cita ini adalah sambil berbuat mendapatkan kegembiraan.

Maka, mengapa tidak membangkitkan kebajikan? Kita hanya berkata bahwa ada cinta kasih mengapa tidak dibangkitkan sebagai tindakan nyata?. Dalam perbuatan nyata kita baru benar benar telah merasakan keindahan batin selama prosesnya berlangsung. Keindahan batin yg sesungguhnya akan diperoleh dari keterlibatan diri kita sendiri. Dgn adanya penderitaan di dunia ini kita harus menghadapinya dgn rasa penuh syukur, menghargai dan cinta kasih yg dipraktekkan sendiri di jalan Bodhisattva. Saya benar-benar sangat berterima kasih. kita harus berterima kasih kepada sekumpulan insan Tzu Chi ini bekerja siang malam dan terus bergerak maju membantu para korban bencana di Amerika Serikat


Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id