Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi

Inspirasi
Ceramah Master
 Kata-kata Perenungan
 Cerita / Dongeng
 Ajaran Buddha

 

 

 

 

 


 

 

 
 

 



Ceramah Master

Menyalakan Pelita Demi Menerangi Kegelapan
24/11/2005

Seandainya seseorang dapat menyalakan seunggun api dalam cuaca yg sangat dingin, menyalakan sebuah pelita ditengah kegelapan, hal ini bisa menambah kehangatan dalam kegelapan yg dingin dan menyedihkan. Kita sering mendengar bahwa Amerika atau Kanada keduanya merupakan surga dunia. memang demikian jika dilihat dari bangunan mereka atau dari tingkat kesejahteraan sosial mereka. kedengarannya benar-benar seperti surga dunia. Namun selama ini mereka berpendapat org yg sudah tua selayaknya tinggal di panti jompo. putra putrinya memiliki lingkungan hidupnya sendiri, demikian juga bagi orang berusia lanjut. Belum tentu keadaan keluarganya miskin, belum tentu anak tdk sanggup memelihara orangtuanya. Seringkali bukan karena alasan itu, namun jika memang sudah berusia lanjut, tempatnya adalah di panti jompo.

Gembirakah mereka tinggal di panti jompo? sekalipun kesejahteraan sosial di sana sangat baik dan semua kebutuhan juga tercukupi, namun yg dia hadapi setiap hari sama. Sama adalah orang yg berusia lanjut yg terlihat setiap hari semuanya orang tua yg sudah beruban yg sudah tidak leluasa untuk bergerak. Saudara sekalian, hari-hari seperti ini bukankah sangat monoton dan membosankan, juga merupakan kondisi hari tua yg sangat menyedihkan. Maka dapat dikatakan bahwa tak peduli kebutuhan hidupnya mencukupi atau tidak, kehampaan batin dan perasaan tidak-berdaya tentu juga mereka alami.

Ada sekumpulan orang yg datang dari berbagai Negara dan bersikap begitu akrab tanpa dibuat-buat dengan cinta kasih yg tulus telah muncul dihadapan mereka; ada orang paruh baya, ada remaja, ada anak kecil. setiap sebulan sekali mereka berkunjung ke panti jompo membantu para nenek nenek dan kakek kakek mengadakan perjamuan untuk mereka. setiap sebulan sekali bersama kakek dan nenek keturunan Tionghoa, mereka akan ikut menyanyikan lagu kenangan masa lalu di Taiwan bersama dengan orang kulit putih setempat (di sana juga terdapat relawan yang orang setempat). para relawan berinteraksi dgn menggunakan lagu Tzu Chi yg diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. hari dimana kegiatan yg dilakukan sebulan sekali ini adalah hari yg paling dinantikan oleh para lansia bagai menemukan kembali kegairahan dalam hidup mereka, hal yg sungguh mengharukan hati orang ini.telah berlangsung selama 8 tahun tanpa henti.

Ada juga gelandangan yg benar-benar tidak memiliki pekerjaan, juga tidak memiliki tempat tinggal dan sebagainya, mereka menjalani kehidupan apa adanya. setiap bulan, insan Tzu Chi bersama-sama dgn badan amal setempat seperti badan amal ¡§ Bala Keselamatan ¡¨ ¡¨Palang Merah¡¨ dll. kita selalu bergantian dengan mereka menyediakan makanan dan barang kebutuhan sehari hari bagi mereka. ketika tiba giliran insan Tzu Chi mereka akan menata tempat yg akan digunakan sebagai ruang makan. sehingga sangat bersih dan rapi. juga menyediakan meja makan dan di setiap meja dihiasi pot bunga kecil, dll. seperti sedang mengundang tamu kehormatan. penuh dengan nuansa menghargai.

Pada saat menyajikan makanan kepada mereka terlihat senyuman di wajah setiap relawan dan juga memberi salam kepada mereka. pada mulanya para gelandangan ini merasa bahwa Tzu Chi sama seperti lembaga sosial pada umumnya. datang menyediakan makanan untuk mereka adalah wujud kegiatan “kesejahteraan social”. pada awalnya mereka selalu bersikap dingin dengan menunjukkan wajah yg tidak enak dipandang. pada mulanya insan Tzu Chi merasa takut melihatnya sekujur tubuh gelandangan sangat kumal dan kotor. lambat laun mereka dgn hati yg sangat tulus, menyapa hormat dgn membungkuk dan melayani mereka dgn penuh senyuman. juga menyediakan untuk mereka makanan tanpa unsur bernyawa (vegetarian) yg tetap kita pertahankan asalkan makanan yg disediakan insan Tzu Chi selalu tidak terdapat unsur yg bernyawa. Perlahan-lahan mereka bisa menerimanya lambat laun, mereka juga bisa menari ikut menari bersama, ikut memperagakan dan ikut bernyanyi. berbaur bersama dgn riang (insan Tzu Chi) lalu mulai membimbing mereka merapikan rambut agar rambut bisa tertata dgn baik harus dipangkas dan dicuci dgn bersih. lambat laun para gelandangan ini pun mulai mengalami perubahan. belakangan insan Tzu Chi selalu membantu mereka misalnya, pada musim dingin memberi mereka pakaian yg dapat menahan hawa dingin, baju dingin yg diberikan kepada mereka tentu harus dipilih yg bermutu baik. karena Guru selalu berkata barang yg hendak diberikan kepada orang lain harus yg berkualitas baik yg diberikan adalah benda kesayangan anda.

Kegiatan ini tidak hanya mereka melakukan di tempat mereka saja.baru-baru ini Bpk. He, Ji Heng sangat proaktif. Ketika terjadi bencana Tsunami di Asia Selatan dia juga memimpin tim insan Tzu Chi Kanada pergi ke Sri Lanka. mereka bergiliran dalam 2 tim ketika berhadapan dgn korban bencana, mereka lebih membangkitkan kesadaran mereka. tentang ketidak-kekalan dalam hidup lebih membangkitkan rasa welas asih mereka. perjalanan ke Sri Lanka yg mereka lakukan telah memperkokoh niat baik semua orang. Selanjutnya dalam musibah New Orleans di Amerika, Bpk. He jugalah yg memimpin serombongan orang menuju ke Texas untuk bergabung dgn insan Tzu Chi Texas bersumbangsih untuk korban bencana yg tak terhitung banyaknya. mereka yg di Kanada setiap orang adalah pengusaha sukses. ada juga yg bermigrasi ke Kanada dengan tujuan untuk mencari kenikmatan hidup karena di sana adalah surga dunia. tak disangka, yg terlihat lain. baik di Sri Lanka atau di New Orleans. apalagi sering mendengar Guru berkata, tentang bencana alam dan bencana akibat ulah manusia. ketidak-kekalan dalam hidup kondisi negara yg krisis, dll.

(awalnya) mereka sama sekali tdk bisa merasakannya karena telah menghadapi sendiri, sebuah kondisi yg semacam itu dan telah merasakan penderitaan seperti itu. sebenarnya bagaimana kondisi hati mereka dalam menyaksikan situasi kehidupan ini. (akhirnya) semuanya telah mereka rasakan sendiri. Maka apa yg disebut sebagai pendidikan itu. pendidikan yg hanya dilakukan didalam kelas sekalipun dilakukan sedemikian menarik semuanya hanya kebenaran (teori) namun tidak semuanya mampu benar benar memahami kehidupan yg sesungguhnya setelah mereka merasakan kondisi yg menyedihkan dan merasakan sendiri perasaan semacam itu. kesan yg mereka sampaikan sungguh menyentuh perasaan. baiklah, sebenarnya banyak sekali kisah-kisah yg mengharukan orang dunia yg demikian menyedihkan seperti ini pun akan berubah menjadi baik selama masih ada cinta kasih yg tulus dalam kondisi yg begitu menyedihkan sekalipun juga akan ada kehangatan. maka nyalakanlah pelita ditengah kegelapan, timbulkanlah kegembiraan di tengah kesedihan agar mereka merasakan sedikit kehangatan.


Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id