Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi

Inspirasi
Ceramah Master
 Kata-kata Perenungan
 Cerita / Dongeng
 Ajaran Buddha

 

 

 

 

 


 

 

 
 

 



Ceramah Master

Melakukan Pencegahan Flu Burung
30/11/2005

Dalam upaya pencegahan flu burung, lebih baik punya kebiasaan baik daripada nasib baik hendaknya kita semua lebih bersungguh hati. Di dunia ini, keadaan lingkungan ditentukan oleh kita sendiri. Bila ingin memiliki kehidupan yg baik, hendaknya melatih kebiasaan diri yg baik. Bukankah kita juga sering berkata, memiliki tubuh yg sehat adalah suatu berkah, lalu apa yg dimaksud dgn bertubuh sehat? kesehatan perlu dijaga oleh diri sendiri kesehatan diri tidak lepas dari pengaruh lingkungan, kebiasaan hidup dan sanitasi, semua ini hendaknya kita jaga dgn baik. Sering dikatakan bahwa penyakit masuk dari mulut. sesungguhnya penyakit memang masuk melalui mulut dipengaruhi pula oleh lingkungan sekitar kita. saat ini, tingkat pengetahuan kebersihan diri sudah semakin tinggi. kita mengetahui bahwa kebersihan lingkungan sekitar berkaitan erat dgn kesehatan diri. Sebaiknya kita mendengar perkataan para ahli tapi dari pada hanya mendengar lebih baik bila segera mempraktekkannya daripada berprinsip [bila saya mendengarkannya] lebih baik berprinsip [bila saya melakukannya].

Maka saya seringkali berkata, ajaran Buddha sebaiknya diterapkan dalam kehidupan Bodhisattva harus membaur dlm kehidupan masyarakat maka Bodhisattva hidup seharusnya dekat dgn lingkungan kehidupan masyarakat. Maka Bodhisattva bukan berada di dalam kuil saja yg diagung-agungkan dan disembah orang, bukan seperti itu! seharusnya kita turut serta bagaimana menggerakkan masyarakat. hal inilah yg seharusnya giat kita lakukan. Masyarakat dan tim medis saat ini sedang memusatkan perhatian pada satu hal. pihak media pun tak pernah henti mengabarkan setiap hari menerbitkannya sehalaman penuh yaitu berita tentang flu burung. sehingga akhir-akhir ini, masyarakat memborong obat anti flu burung berniat hendak menimbunnya. tindakan ini sungguh tidak benar. Obat tersebut belum tentu berguna bagi setiap orang. lebih baik bila kita meningkatkan kewaspadaan. saat ada gejala demam, kita harus mewaspadainya yg terpenting adalah menjaga diri dengan baik. begitu diri sendiri terkena flu, kenakanlah masker agar tidak menulari orang lain, atau bagi yg berinteraksi dgn penderita flu, sebaiknya juga memakai masker. jangan mengundang masalah hanya karena kelalaian sesaat. terlebih lagi bagi yg berinteraksi dengan pasien.

Pihak medis saat ini, terus menerus menghimbau agar selalu cuci tangan. Suatu kali, ada seorang dosen yg berkata kepada saya, kita harus memasyarakatkan gerakan cuci tangan bahkan di depan pintu RS pun seharusnya disediakan tempat cuci tangan. seperti saat SARS melanda beberapa waktu lalu harus melakukannya seperti itu. Saya lalu bertanya kepadanya apa ada RS yg menyediakan wastafel di depan pintu. dia berkata bahwa yg lain memang belum melakukannya sebaiknya kita mengawali, sebagai contoh. saya bertanya lagi apakah masyarakat akan patuh begitu tiba di RS harus cuci tangan sebelum masuk artinya begitu gerakan cuci tangan dimasyarakatkan setiap pasien ataupun yg menjenguk ke RS harus mencuci tangan dulu, bisakah ini dipraktekkan (daripada berpikir terus) saya hendak menghimbau marilah kita yg mulai melakukannya lebih dulu!.

para relawan Boddhisatva kesehatan kalian adalah permata Guru, juga merupakan berkah bagi Guru, maka setiap orang harus memiliki tubuh yg sehat kalian semua yg ingin bertubuh sehat, hendaknya benar-benar melakukan pencegahan yaitu mengikuti apa yg diajarkan pihak medis kepada kita. kita harus mempraktekkan sesuai apa yang dianjurkan bukan hanya [bila saya sudah mendengarkannya] tetapi juga [bila saya mengerjakannya].

Setelah mendengar, selayaknya kita mewujudkannya dengan tindakan nyata ini merupakan pencegahan yg kita masing-masing bias untuk membentengi diri sendiri. maka rajinlah mencuci tangan dan memakai masker. semua hal ini sangatlah penting lingkungan di sekitar kita pun seharusnya dijaga kebersihannya. Sebenarnya anjuran cuci tangan saja tidaklah cukup, kita juga harus mempersiapkan diri (dgn membawa alat makan pribadi) karena utk hidup kita hrs makan. keluarga zaman sekarang khususnya) keluarga-keluarga kecil sering kali tidak memasak di rumah saat makan malam, setiap anggota keluarga selalu diajak pergi ke rumah makan. Baik itu ke warung di pinggir jalan, ke restoran besar ataupun yg kecil pendek kata sering makan di tempat umum. hal ini sungguh tidak higinis, paling baik bila membawa perlengkapan milik sendiri. apa yg dibawa? gelas, mangkok dan sumpit. Gelas, mangkok dan sumpit yg dibawa itu lebih terjamin kebersihannya karena merupakan milik sendiri. tapi bagi karyawan atau yg terkadang menjamu klien hal ini mungkin kurang sesuai. namun setidaknya, mereka bisa membawa sumpit miliknya sendiri bila hanya membawa sumpit sendiri rasanya masih sopan, juga lebih enak dilihat. Kita merancangnya mirip seperti kotak pensil sangat mudah membukanya dan didalamnya ada sepasang sumpit baik makanan yg direbus maupun yg digoreng sebaiknya dengan suhu yg tinggi. Lebih baik jangan makan yg masih mentah terutama di tempat umum. Paling baik bila dimasak hingga matang. saat disajikan tak peduli wadah apa yg dipakai tetaplah memakai sumpit sendiri. jepit dan ambillah lauk yang telah matang setidaknya lebih terjamin. lebih baik lagi bila membawa mangkuk sendiri. itulah yang terbaik. pendek kata banyak orang yg kini mulai beranggapan bahwa konsep semacam ini benar selain untuk melindungi diri sendiri, hal penting lain adalah ramah lingkungan tidak ada lagi sampah yang berlebihan. bayangkan, bila seandainya setiap orang makan 2 kali sehari dengan jumlah penduduk Taiwan saat ini sekitar 20 jutaan orang lebih dikurangi balita yang belum bisa memakai sumpit setidaknya masih ada 10 jutaan orang yg sehari makan 2 kali. hitunglah, dibutuhkan berapa banyak sumpit (yg sekali pakai buang, juga tidak higinis). sumpit seperti itu, mengandung bakteri. terlebih lagi sekali dipakai langsung dibuang. berapa banyak sumber daya alam yg ada di bumi ini. sesungguhnya tak banyak jika setiap orang membawa sumpitnya masing-masing yg bisa bertahun-tahun bahkan puluhan tahun masih menyertai kita. hal ini bisa mengurangi pemborosan sumber daya alam

Higienis, sehat juga menghemat sumber daya alam dengan satu tindakan mendapatkan banyak manfaat Insan Tzu Chi sangat mematuhi peraturan yg ada sumbangsihnya pada masyarakat pun besar khususnya para relawan yg melakukan daur ulang. para relawan daur ulang ini perannya amat penting. sungguh bersyukur kegiatannya tidak menarik perhatian orang tetapi bagi umat manusia dan lingkungan kontribusinya tak bisa dipungkiri oleh karenanya daripada [bila saya mendengarkannya] lebih baik berprinsip[bila saya mengerjakannya]. setelah mendengar sebaiknya langsung mempraktekkan. Dharma harus diterapkan dalam kehidupan dan Bodhisatva harus membaur dalam masyarakat utk mewujudkan sesuatu harus dgn tindakan yg nyata.


Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id