Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi | Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi

Inspirasi
Ceramah Master
 Kata-kata Perenungan
 Cerita / Dongeng
 Ajaran Buddha

 

 

 

 

 


 

 

 
 

 



Ceramah Master

Persembahan Mulia dari Pendonor Organ
30/10/2005

Menyaksikannya memang merasa sangat bersyukur, namun juga merasa agak tidak tega dan sedih. Sebagai manusia jika bisa hidup selamanya dan tidak menjadi tua dan tidak bisa mati, alangkah baiknya! tetapi jika ini yang terjadi maka tidak akan ada lagi proses terlahir dan terlahir kembali. Maka sebenarnya kehidupan manusia tidak luput dari ketentuan hukum alam. selalu berada dalam sirkulasi hidup dan mati. maka dapat dikatakan, Kehidupan merupakan suatu hal yang menakjubkan. tetapi tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Ketika kehidupan telah akan berakhir maka tubuh sudah tidak ada gunanya lagi. kehidupan ini akan ada nilainya justru pada saat masih dapat dimanfaatkan dengan baik. Pada saat seperti itulah baru ada nilainya. Ketika hidup seseorang berakhir yang terlintas dalam pikiran saya adalah bahwa hidupnya selama ini tergantung dari orang lain, akhirnya dia berkesempatan menyumbangkan sesuatu. Dalam hal ini dia diberi kesempatan untuk berdana, dengan penuh keyakinan memutuskan untuk menyumbangkan bagian tubuhnya yg berguna.

Kemarin adalah acara mengenang dan berterima kasih kepada pendonor organ yg dilakukan setahun sekali. kita menghaturkan terima kasih kepada anggota keluarga pendonor. Sesungguhnya kita harus berterima kasih, kegiatan pendonoran organ tubuh seperti ini memang merupakan persembahan maha besar. persembahan ( Berdana ) seperti ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan di dunia ini tak ada yang lebih berharga dan mulia daripada nyawa dan sakit adalah derita paling besar dalam hidup. Pada saat-saat kritis diantara hidup dan mati, jika organ tubuh telah tidak berfungsi dan ada orang yang bersedia mendonorkan kepadanya untuk memperpanjang hidupnya, sungguh budi yang sangat besar yang telah menyelamatkan nyawa ini. Jadi ini adalah suatu persembahan besar agar kehidupan yang lebih baik ini berlangsung terus dan kehidupannya yang dulu sudah akan berakhir.

Kita manfaatkan organ tubuhnya yg masih berfungsi untuk didonorkan ke tubuh orang lain, agar-orang itu dapat hidup kembali, agar kehidupan orang itu dapat terus berlanjut, dapat melakukan amal kembali demi keluarganya dan masyarakat. Berarti, sebagian dari tubuh tetap masih hidup. Dan bagi orang yang menyumbangkan organ tubuhnya, meskipun hidup telah berakhir tetapi kesadaran jiwanya dapat berlanjut pada generasi berikutnya. Maka dipastikan dia akan bereinkarnasi kembali. Maka kita harus memiliki kebijaksanaan untuk dapat merelakan dan sungguh-sungguh iklas, inilah yg dinamakan terbebas dari kemelekatan. Selain diri sendiri ingin menyempurnakan niatnya, juga harus ada kesediaan dari keluarganya untuk menyumbangkan jasadnya.

Di Jepang ada seseorang ibu, sebenarnya dia kelahiran Penghu, Taiwan, namun karena berbagai factor, dia pun pergi ke Jepang. Usianya baru 50 tahun lebih, namun dia telah menderita sakit. dokter di Jepang telah menyatakan bahwa otaknya telah berada pada kondisi mati otak. Maka insan Tzu Chi kita di Jepang menyampaikan kepada putrinya untuk datang menjenguk ibunya. Insan Tzu Chi Jepang lalu berusaha berdialog dengan putrinya ini. Karena di Jepang mereka juga dapat menonton acara TV Daai kita, dan mereka pun dapat mendengarkan semua yang saya katakan mengenai “Pemanfaatan Besar dari Kehidupan”. Dimana setelah tiba pada akhir dari kehidupan bersedia mendonorkan jasad dan organ tubuhnya. Sang ibu itu berbicara banyak tentang konsep yg pernah dia dengar kepada putrinya di Taiwan. Putrinya adalah penganut Kristen yg taat, dia juga pernah melihat acara TV Daai dan juga mengetahui adanya konsep seperti ini, ia pun setuju akan konsep itu. Jesus Kristus juga pernah mengatakan bahwa manusia akan naik ke surga setelah meninggal dunia, jasad ini sudah tidak berguna lagi. jika mendapat kesempatan seperti ini dan dapat mempersembahkan organ tubuh yang masih baik dan masih dapat digunakan kepada yg membutuhkannya agar kehidupan ini dapat berlanjut kembali. Dan akhirnya sang ibu memutuskan untuk mendonorkannya. organ yang didonorkannya sangat banyak, organ dari seluruh tubuhnya. jantungnya masih baik maka juga mendonorkan jantungnya, ginjalnya yg masih baik juga didonorkan termasuk lever, kulit tubuh dan tulang kerangka tubuhnya yg masih baik, juga pembuluh nadinya. bahkan pembuluh aorta yg masih baik juga turut didonorkan. Dia telah mendonorkan seluruh organ tubuhnya.

Hal ini telah menggemparkan dunia medis Jepang. Karena orang Jepang telah menerima ajaran Buddha dan budayanya sejak dinasti Tang, maka budaya mereka sangat mirip dengan budaya orang Tionghoa. Mereka semua beranggapan bahwa tubuh ini adalah pemberian orangtua maka pada saat setelah meninggal juga harus mempertahankan keutuhan jasadnya, maka mereka benar-benar tidak mampu menerima hal seperti ini. Maka di Jepang, mereka yang ingin mendonorkan organnya tidak mudah dan sangat sulit sekali. apalagi sebagai orang Taiwan, orang Tionghoa yg berada di Jepang, dia bersedia mendonorkan seluruh organ tubuhnya. Sungguh sangat menggemparkan dunia keilmuan mereka dan kita juga menyelenggarakan operasi simulasi, kita berharap dokter kita dapat lebih maju lagi, karena perubahan yg sangat pesat yg perlu diteliti dalam kehidupan ini sesungguh masih banyak sekali.

Kali ini ada 2 orang guru tanpa suara yang berpartisipasi di dalam operasi simulasi, yang seorang berusia sangat muda,berusia sekitar 20 tahun. ibunya adalah seorang insan Tzu Chi. Sebagai insan Tzu Chi, ia juga memahami konsep seperti ini. Dan juga berupaya agar putrinya tahu dan dikarenakan putrinya menderita leukemia juga. Secara medis telah dilakukan upaya maksimal hidupnya memang ditakdirkan demikian singkat dia sendiri juga sangat bersedia. Sang anak pernah berkata “mengapa saya menderita penyakit seperti ini, usia saya begitu muda, jika memang ini harus terjadi saya juga bersedia menerima saran untuk mempersembahkan tubuh ini kepada dunia kedokteran di kemudian hari. untuk dijadikan bahan penelitian, untuk meneliti misteri kehidupan baik digunakan untuk apapun saya bersedia.”

Yang seorang lagi adalah anggota Tzu Chi kita. Dia juga menonton acara TV Daai kita, dia juga sering mendengar dan memahami semangat Tzu Chi ketika dia menderita sakit sejak awal dia sangat tenang tanpa beban batin dia mengetahui hakekat dari sebuah kehidupan maka dia lalu berpesan kepada putra putrinya, setelah tiba saat-saat akhir hayatnya, ia meminta mereka mengirimkan jasadnya ke Hualien, dikembalikan ke Tzu Chi. Dia adalah contoh nyata seorang yang bersumbangsih. Demi orang banyak ketika masih sehat. tetapi ketika dia sudah tidak mampu lagi, satu-satunya cara adalah mengubah yang sudah tidak berguna menjadi sesuatu yg bermanfaat besar. Kabarnya telah dilakukan lebih dari 130 kali simulasi pembedahan. pada kedua tubuh guru tanpa suara ini, telah berhasil diteliti berbagai tubuh manusia, sungguh sangat berterima kasih, banyak sekali rasa terima kasih yang disampaikan rasa terima kasih, rasa hormat dan cinta kasih yang tidak ada habisnya. setiap hari selalu tulus memberkati setiap orang. Sekalipun terhadap orang yang mendonorkan tubuhnya tetap harus memberkati mereka dengan doa yang tulus. juga sangat berharap untuk dapat menyambut kepulangannya dengan segera jalan Bodhisattva kita ini merupakan lingkaran yang tidak terputus, dan berharap secepatnya mereka kembali meneruskan cinta kasih ini.

 

 

 


Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id