MENYELAMATKAN
BURUNG-BURUNG DENGAN KEBIJAKSANAAN
Suatu ketika, seekor raja burung memimpin rombongannya
yang terdiri dari lima ratus ekor burung untuk mencari makanan
di luar istana. Mereka tanpa sengaja terbang melewati batas dan
memasuki kebun milik seorang kaisar. Mendengar bahwa lima ratus
ekor burung sedang berkeliaran di kebunnya, Sang Kaisar berpikir
hal ini pasti akan menjadi pemandangan yang menakjubkan. Lalu,
ia pun memerintahkan para pelayannya untuk menebar jala di atas
kebun untuk menangkap burung-burung tersebut ketika mereka akan
terbang kembali.
Burung-burung itu tidak tahu bahwa kaisar sudah memerintahkan
agar jala dipasang di sana. Oleh karenanya, ketika mereka terbang,
semua burung tertangkap.Dengan gembira, Sang Kaisar memerintah
para pelayannya untuk memberi makan burung-burung itu dengan beras
setiap hari. “Jika mereka sudah cukup gemuk, masaklah mereka
sehingga saya dapat menyiapkan pesta untuk semua menteri!”
demikian titah Sang Kaisar.
|
Sewaktu raja burung mendengar apa yang direncanakan
Sang Kaisar, ia menyalahkan dirinya terhadap situasi ini. “Semua
ini adalah salahku sehingga rakyatku terbang masuk ke kebun kaisar,
dan sekarang mereka akan dibunuh untuk menjadi makanan Kaisar
dan menteri-menterinya. Apa yang dapat aku lakukan?”
Sewaktu beras dibawa masuk, tiba-tiba raja burung mendapat ide.
Ia memperingatkan semua burung, ”Jika kalian ingin terus
hidup, jangan makan beras tersebut.” “Tapi, jika kami
tidak makan, kami akan mati kelaparan! Bagaimana mungkin kami
dapat hidup?” kata burung-burung itu pada rajanya.
Raja burung memberitahu mereka, “Kaisar memberi kita makan
agar kita menjadi gemuk. Jika kita memakan beras itu dan menjadi
gemuk, Kaisar akan segera membunuh kita untuk dijadikan makanan.
Jadi, janganlah makan apapun dalam beberapa hari. Jika kita menjadi
kurus, kita akan memiliki kesempatan yang baik untuk melarikan
diri.”
Lima ratus burung tersebut selalu patuh pada raja mereka sehingga
mereka sama sekali tidak menyentuh beras yang diberikan oleh Kaisar.
Prajurit yang menjaga burung-burung itu menghidangkan beras yang
sangat banyak ke dalam sangkar mereka setiap hari, tetapi makanan
tersebut tetap tidak dijamah. Raja burung berpikir keras, berusaha
mencari jalan untuk membebaskan diri dari sangkar. Suatu hari,
ia melihat lubang kecil di atas sangkar. Ia memerintahkan semua
burung untuk mematuk lubang tersebut setiap hari. Beberapa hari
kemudian lubang menjadi semakin besar dan cukup untuk dilewati
burung-burung karena badan mereka sekarang menjadi kurus. Atas
petunjuk raja, lima ratus ekor burung tersebut akhirnya diam-diam
terbang keluar melalui lubang tersebut.
Melihat sangkar burung yang kosong, raja burung sangat gembira.
Ia memilih untuk keluar paling akhir. Lima ratus ekor burung telah
menunggu di luar sambil mengepak-ngepakkan sayap mereka. Ketika
pada akhirnya raja burung terbang di angkasa bersama-sama dengan
seluruh burung, suara merdu mereka segera menyelimuti udara.
=====================
Kita harus waspada pada tindakan-tindakan
dan pikiran-pikiran kita. Jika kita ceroboh, penderitaan akan
terjadi sebagai akibatnya.
Segala kesalahan dan penderitaan disebabkan oleh pikiran-pikiran
kita. Jika kita patuh pada peraturan, kita akan hidup dengan aman.
Jika kita hati-hati dan bijaksana di dalam tindakan kita, hidup
kita akan damai dan bahagia.
|