Gajah Terbang
Dahulu kala, di sebuah kerajaan terdapat seorang raja. Ia memelihara
sekawanan gajah. Salah satu diantaranya adalah seekor gajah
yang berwarna putih. Gajah ini memiliki bulu yang sangat halus
dan berkilau, seluruh tubuhnya seakan diselimuti dengan sehelai
karpet berwarna putih. Sangat istimewa. Setiap orang yang melihat
pasti akan menyukainya.
Gajah putih ini sangat cerdik, juga memiliki
welas asih. Oleh sebab itu raja menitahkan kepada pawing untuk
menjaganya dengan baik. Pawang gajah itu tidak hanya mematuhi
titah raja, tapi juga mengajari gajah tersebut untuk bisa memahami
orang lain. Karenanya, satu gerakan atau aba-aba di antara mereka
cukup untuk bisa saling memahami. Waktu berlalu tahun demi tahun.
Gajah putih di bawah pengawasan pawing akhirnya tumbuh besar.
Semakin besar gajah putih itu semakan disayangi orang.
Tahun ini, ada perayaan besar di kerajaan. Raja
berharap ia bisa menunggangi gajah putih untuk diarak di jalan.
Pawing memandikan gajah putih hingga bersih, juga memakaikan hiasan
yang indah. Kemudian di atas punggung gajah dipasangkan sehelai
karpet putih, agar raja dapat duduk dengan santai di atasnya.
Banyak rakyat yang mengelu-elukan raja sepanjang
jalan. Rakyat bersuka cita karena dapat melihat raja mereka, serta
dapat melihat gajah putih yang langka ini. Mereka memuji-muji
gajah putih, “Gajah puthih ini, tidak hanya belalainya,
kakinya maupun kepalanya… sungguh sangat cantik, sempurna.”
Tidak lama kemudian terdengar mereka mengelu-elukan raja, “Raja
Gajah! Raja Gajah!”
Rakyat mengelu-elukan dan memuji gajah putih,
sedangkan raja yang duduk di atasnya sama sekali tidak mendapat
pujian. Di dalam hatinya, raja meresa tidak adil, merasa cemburu
terhadap gajah putih karena telah merampas pujian yang seharusnya
ditujukan kepadanya. Setelah berputar sekali, raja dengan tergesa-gesa
segara menuju istana, dan segera mencari pawing gajah.
Raja bertanya pada pawing, “Apakah gajah
ini memiliki kemampuan atau keahilian khusus?” “Maksud
bagianda kemampuan seperti apa?”Tanya pawang gajah. “bisakah
gajah ini di atas bukit atau di karang yang terjal mempertontonkan
kebolehannya? Saya harap besok di karang yang terjal dekat perbatasan
kerajaan bisa menyaksikan pertunjukan yang menarik.”
Keesokan harinya, pawang membawa gajah putih
ke tempat yang telah ditentukan oleh raja. Ini bener-benar suatu
tempat yang sangat berbahaya. Raja berkata, “Apakah gajah
ini bisa berdiri di atas karang yang terjal ini dengan ketiga
kakinya?”
“ini sangat mudah,” pawang duduk di punggung gajah
putih kemudian dengan berbisik dia berkata kepada gajah putih
“ayo! Berdiri dengan ketiga kakimu.” Ternyata gajah
putih benar-benar mengangkat satu kakinya ke atas.
Raja berkata lagi, “bisakah dengan dua
kaki?” “Bisa!” dibawah perintah pawang, gajah
putih lalu mengangkat kedua kakinya. “bisakah mengangkat
ketiga kakinya dan berdiri hanya dengan menggunakan satu kaki?”
mendengar perintah raja, di dalam hatinya, pawang mengarti bahwa
raja sengaja mengerjai gajah putih agar mati. Lalu dia dengan
sangat hati-hati berkata kepada gajah putih, “perlahan-lahan
kamu mengangkat ketiga kakimu. Lalu berdiri di atas satu kaki
saja. Tetap kamu harus melakukannya dengan sangat hati-hati baru
akan bisa.”
Gajah putih dengan penuh hati-hati mengangkat
ketiga kakinya. Lalu berdiri dengan mengandalkan satu kaki belakangnya.
Melihat ini, raja semakin tidak senang. Lalu berkata kepada pawang
gajah, “Bisakah gajah ini mengangkat kaki belakangnya itu.
Dan membuat tubuhnya melayang?”
Mendengar ini, pawang gajah berbisik ke gajah
putih, “Raja bermaksud untuk mencabut nyawamu. Kita tidak
dapat lagi tinggal di tempat ini.untuk menghindari ancaman nyawa
kita, bisakah kamu terbang melewati karang terjal ini dan pergi
ke negeri seberang?”
Setelah ucapan pawang selesai, gajah putih lalu
mengangkat kaki belakangnya dengan pawang duduk di atas punggungnya.
Dia terbang meninggalkan karang terjal itu sampai memasuki Negara
Polonai.
Rakyat kerajaan Polonai melihat gajah terbang
ini. Mereka tidak henti-hentinya bersorak: “Bagaimana mungkin
ada keajaiban seperti ini. Ini bener2 tidak terbayangkan.”
Raja Polonai menerima berita ini dan segara keluar
dari istananya dan melihat ke langait ada seekor gajah putih sedang
terbang. Lalu raja berseru: “Agar negeri ku beruntung bisa
mendapatkan sukacita yang anda bawa serta kebahagiaan, saya mohon
anda turunlah di sini”.
Mendengar ini, pawang gajah lalu memerintahkan
gajah putih turun. Raja mendekati gajah putih, lalu mengelus-elus
bulu gajah putihnya yang berkilau. Terlihat dengan jelas raja
sangat gembira. Dia bertanya kepada pawang: “kalian berasal
dari mana? mengapa bisa sampai ke negeri ini?”
Lalu pawang menceritakan ikhwal mereka kepada
raja Polonai sejelas-jelasnya. Mendengar itu raja sangat tersentuh
dan berkata: “di antara semua makhluk hidup manusia adalah
makhluk berakal, mengapa tidak dapat menyadarinya dan mempersoalkan
seekor gajah? Serta merencanakan untuk menghabisi gajah ini”
Raja mengundang pawang dan gajah putih untuk
masuk ke istananya agar mereka mendapatkan perawatan yang baik.
Demi membalas kebaikan dan jasa raja, gajah putih dan pawang sekuat
tenanga mengabdi dan rela berkorban dengan jiwa dan raganya.
|