Peta Situs | Komunitas Tzu Chi | Links  
| Tentang Kami | Berita Tzu Chi | Misi & Visi |Cara Berpartisipasi | Jadwal Kegiatan | Inspirasi | Kantor Penghubung |Kata Perenungan |

Karena kita adalah satu keluarga

Selewat lima bulan di Taiwan, akhirnya saya boleh pulang. Tanggal 31 September 2004 saya kembali menginjak tanah Indonesia. Ibu, adik-adik, nenek, dan bibi datang menjemput di Bandara Soekarno-Hatta. Mereka semua kelihatan sangat bahagia melihat saya sudah pulang dan sembuh, begitu bahagianya sampai air mata mengalir dengan derasnya. Waktu saya datang ke sekolah, guru dan teman-teman juga sangat ramai menyambut. Membuat saya sedikit malu.

Sekarang saya tinggal di Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Kami tidak lagi tinggal di Cirebon karena saya harus sering periksa mata di Jakarta. Tzu Chi juga menawari saya untuk sekolah di Sekolah Cinta Kasih. Bersekolah lagi memang keinginan saya yang paling besar saat ini. Setelah menanggung rasa sakit dan malu selama tujuh tahun. Saya ingin menjadi seorang dokter supaya bisa mengobati orang-orang yang menderita sakit lebih parah dari saya.

Saling memikul, saling berbagi dalam kehidupan kita

Sesekali saya masih teringat pada pengalaman selama di Taiwan. Yang paling berkesan adalah waktu bertemu dengan Master Cheng Yen. Padahal ia adalah pemimpin yayasan besar yang mengobati saya secara cuma-cuma, tapi ia sangat penuh perhatian. Beberapa kali ia menjenguk saya di kamar perawatan. Bahkan menurut orang-orang, Master ikut mengamati proses operasi saya lewat layar TV. Pernah suatu kali, setelah operasi, saya diajak berjalan-jalan oleh suster dengan kursi roda. Tiba-tiba ada keramaian karena Master sedang melintas dengan mobil. Tanpa saya duga, mobil itu berhenti, Master turun dari mobil dan datang menghampiri hanya untuk menanyakan kabar saya.

Kadang-kadang saya merindukan orang-orang yang telah menjadi ‘keluarga’ saya di Taiwan. Dari mereka pula aku belajar lagu dan bahasa isyarat I Jia Ren ini. Perubahan hidup yang diberikan Tzu Chi pada saya, tidak cukup diungkapkan dengan kata-kata. Cinta kasih dan berkah yang telah saya terima, ingin saya bagikan kembali kepada orang lain. Yang bisa saya lakukan saat ini adalah dengan menjadi relawan Tzu Chi, misalnya ikut menghibur pasien baksos kesehatan. Saya berharap dapat menjalankan pesan Master untuk berbakti pada orang tua, dan tolong-menolong dengan sesama.

Selain Sofian, ayah Sofian juga menjalani operasi katarak di RS. Tzu Chi, Taiwan. Ketika ayah Sofian, Sanusi, sedang mencocokkan nomor bagasi di bandara saat mereka tiba di Taiwan, relawan Tzu Chi mendapati bahwa ternyata ia menderita katarak yang cukup parah. Penyakit ini jualah yang menghambat Sanusi mendapatkan pekerjaan.

Usai dioperasi, Sanusi mengatakan penglihatannya telah pulih kembali. Ia direkrut menjadi karyawan di bagian daur ulang Tzu Chi.


<< Sebelumnya

 

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia
Telp. (021) - 6016332, Fax. (021) - 6016334
Copyright © 2005 TzuChi.or.id